23 September 2017

Sebuah Ulasan dari Keppeki Danshi! Aoyama-kun: Kisah si Jenius Absurd Pecinta Kebersihan


Perlu muqoddimah untuk artikel ulasan ini dan mempertanyakan rekan kontributor saya di sini yaitu si Sandy Sonay? Ah gak usah kali ya, mungkin hari sabtu akhir pekan ini, beliau sedang ada kesibukan lain bersama nganunya. Langsung saja kalau begitu.

Seperti musim panas (summer) tahun 2016 lalu, kini musim panas 2017 ini pun para penikmat tayangan anime kedatangan satu lagi genre sport khusus bertemakan sepakbola. Jika 2016 lalu diisi oleh serial DAYS selama dua cour (sekitar24 episode), maka yang ini hanya diisi satu cour saja (12 episode).

Sebagai informasi umum, Keppeki Danshi! Aoyama-kun digarap oleh Studio Hibari. Studio yang sebetulnya cukup lawas dan malahan sempat garap satu serial Gundam yaitu Char’s Counterattack pada 1988 lalu. Namun pada summer 2017 ini, tampaknya Studio Hibari cukup sibuk karena mengerjakan proyek Keppeki Danshi! Aoyama-kun serta Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e yang sama-sama cukup naik daun di summer 2017 kali ini.

Keppeki Danshi! Aoyama-kun sendiri secara harfiah mempunyai arti seperti ini; “Bocah penggila kebersihan! si Aoyama.” Kira-kira seperti itu. Meski judulnya tentang penggila kebersihan, namun percayalah pada awal trailer sebelum acara ini mengudara, si Aoyama memang sedang bersepakbola bahkan sedang membela tim nasional junior Jepang.


31 August 2017

Mencoba Memahami Intersep dari Sudut Pandang Lelaki dan Pemain Sayap


Ehm. Sebetulnya saya ada kurang lebih dua tema yang akan diangkat tentang review anime bal-balan yang sedang dan baru saja ditonton. Namun karena ada satu dari sekian hal yang mengusik saya, maka tema tersebut sengaja dikesampingakan dahulu saja lah.

Oh ya, kabarnya salah satu penulis blog Bendera-Offside ini, siapa lagi kalau bukan Sandy Sonay Kribo tersebut lagi berbahagia katanya. Namun sianying teh kalahkah acan wae nraktir sekaligus sebats-duabatsnya. Diantos, bosque!

Yup mari saja dimulai tjurhats, eh pembahasannya...

Pada suatu masa, saya pernah membaca dan mencoba memahami bagaimana luasnya pandangan seorang gelandang tengah dalam lapangan bal-balan. Katanya, seorang gelandang dan pemain yang berposisi di tengah lapangan mempunyai kesempatan 360 derajat putaran tubuh dan kepalanyanya untuk mencari celah.

Jika pemain tengah mempunyai 360 derajat alias satu putaran penuh, maka pemain yang berposisi di dekat garis tepi lapangan seperti penyerang sayap ataupun bek sayap hanya mempunyai jarak pandang setengah putaran saja alias 180 derajat.


12 July 2017

Bawa Perasaan Boleh, Tapi Logika Jangan Sampai Hilang



Assalamu'alaikum wargi sadaya. Alhamdulillah setelah lama tidak menulis akhirnya saya dapat kembali mengisi blog hamblah-hamblah yang saya bangun bersama Zakky BM ini. Hmm, melihat postingan terakhir saya dalam tulisan ini, kalau tidak salah terakhir saya nulis itu soal Boxing Day, berarti sudah hampir tujuh bulan lalu. Wadaw! Hampura Zek euy biasa banyak kesibukan yang membuat ku baru bisa menulis sekarang di blog kesayangan kita ini. Hahahaha

Maka, setelah menyempatkan waktu barang se-jam dua jam setelah kesibukan wara-wiri di kantor, saya akan mempersembahkan salah satu karya saya lagi di blog ini. Selamat menyaksikan! Enk Ink Enk!

***

Kala itu hari Minggu, kalau tidak salah tanggalnya adalah tanggal 3 Juli 2017 (eh, iya gitu? Salah. Tanggal 2 Juli ketang), sepasang laki-laki dan perempuan sedang bercengkrama di sebuah daerah di bilangan Bandung Indah Plaza, Bandung. Rencananya sepasang muda-mudi yang usianya tidak beda jauh ini akan menonton sebuah film berjudul Spiderman: Homecoming. Setelah menonton, tiket yang mereka pakai akan mereka gunakan untuk promo Buy 1 Get 1 di sebuah warung makan di daerah Sultan Agung, Bandung. Raut kebahagiaan tampak di wajah keduanya (ah teuing nu awewe mah. Boa senyum palsu jigana).

Sembari menunggu, sepasang laki-laki dan perempuan ini (lain kekasih da, kalem we), saling mengobrol membicarakan apapun yang bisa mereka bicarakan, mulai dari kehidupan masa SMA, kuliah, sampai membicarakan hal yang keduanya geluti bersama dalam pekerjaan mereka sehari-hari: sepak bola. Yang jadi bahan pembicaraan adalah Persib, klub asal kota Bandung yang terkenal dengan bobotohnya yang fanatik dan sejarahnya yang panjang membentang sejak zaman penjajahan Belanda dahulu sampai sekarang.


31 May 2017

Penggunaan Teknologi di Sepakbola Indonesia: Akankah Terwujud?



Assalamualaikum, pemirsah... lama tak bersua. *bersih-bersih dashboard* 

Bagaimana puasanya tahun ini? Mudah-mudahan kalian juga lebih banyak tidurnya ketimbang puasanya ya, biar sama kayak saya, hahahahaha~

Terus bagaimana pencarian kembang kompleknya? Eh maksud saya gimana tarawehnya? Taraweh, taraweh, taraaaa weh? Hahaha apapun itu semoga kita selalu diberkati kesehatan. *benerin sarung*

Hampir dua bulan kieu absen menyumbang tulisan random di blog ieu euy, begitupun si Sandy Sonay yang teuing kamana. Aing sedikit paur bisi si Sandy Sonay ini palid di walungan atau teuleum di sumur gara-gara haus dan mau godin pake cai walungan/sumur. Belagu pisan si eta so syibuk lah padahalmah setulisan bisa keleus~~~ HIH!

Yasudahlah, ngedumel wae makruh euy puasa aing. Sekarang mendingan saya mau repost tulisan yang bisa dibilang cukup serius dari saya dan pernah tayang di laman FourFourTwo Indonesia pada Maret 2017 lalu tentang penggunaan teknologi di sepakbola Indonesia.

Yea, here we go!

***

Mari kita bayangkan sejenak. Saat salah satu pertandingan Liga 1 Indonesia sedang asik-asiknya bergulir antara Persib Bandung melawan Perseru Serui misalnya, kemudian kehebohan terjadi.

Tendangan LD… ah, maksud saya tendangan jarak jauh dari Michael Essien yang mengarah langsung ke gawang lawan tersebut berada tepat 15 centimeter dari garis gawang bagian dalam kemudian memantu kembali ke bagian luar gawang. Singkat kata, tendangan tersebut pun dianggap bukan gol.


29 March 2017

Calistung dalam Sepakbola Masa Kini


Sudah mendekati penghujung Maret 2017, tampaknya. Berarti sudah hampir dua bulan lebih, saya dan si kribo Sandi Sonay tak mengisi ulang blog ini. Ketimbang nanti mengundang laba-laba sekaligus debu yang bertambah banyak, ada baiknya saya mengisi saja duluan lah. Mumpung ada niat menulis.

Si Sandi Sonay ini padahal sempat bertemu beberapa kali dan diingatkan, sih oleh saya. Namun bliyo mungkin sibuk jadi ‘kang bersih-bersih’ di kantor barunya. Ah maksud saya, bangunan baru kantornya yang baru saja pindahan, kabarnya. Yasudah, mari biarkan si Sandi Sonay sibuk nyapu-ngepel, mari kita mulai tulisan ngayayay kali ini.

***

Jika anda sempat masuk TK atau Taman Kanak-kanak (bagi mereka yang beruntung), tentu saat sekolahnya mengenal pembelajaran sangat dasar yaitu calistung alias membaca, menulis dan

19 January 2017

Review Anime Ginga E Kickoff: Tentang Kesetaraan Dalam Bermain Sepakbola


Pasca pembahasan peran Suffaco dari Tsukamoto Tsukushi dianime DAYS di tahun lalu, saya sendiri (@bmzakky) sempat bingung dan sedikit kehilangan waktu untuk menulis (lagi) di blog Bendera-Offside ini. Namun, anime yang baru saja saya bereskan yaitu Ginga E Kickoff membuat hasrat cuap-cuap ini bangkit lagi.

Ya setidaknya awal tahun ini mesti diisi tulisan lah ya…

Sebetulnya si Sandy Sonay alias salah satu pendiri blog ini pernah menulis tentang anime Giant Killing di blog lamanya, namun si kribo eta acan wae di publish didieu. Nanti lah, semoga pekan-pekan selanjutnya bisa dimuat di sini.

Baiklah, mari kita mulai tinjauan alias review dari anime bal-balan yang satu ini…

***

Sebelum lebih jauh men-spoiler-kan, eh maaf, maksud saya mereview anime ini, alangkah baiknya