Hai gaes! Kembali bagi dengan saya Sandy Firdaus alias Sonay alias sandy_kribo di blog hamblah ini. Yah, akhirnya ada lagi juga kesempatan buat isi tulisan di sini, setelah terakhir saya ngisi dengan pembahasan yang sok berat, yaitu "Pertandingan Sepak Bola Adalah Karya Sastra". Ka mana atuhh!!
Jadi, tulisan saya ini akan berkelindan dengan apa yang pernah dituliskan oleh Bunyanum Marsus Zakky alias Zakky BM beberapa waktu lalu. Setelah sekian lama hiatus, pria tampan asal Serang ini akhirnya menulis kembali di blog ini, dengan tema kesukaannya: anime.
Dalam tulisannya, Zakky menyinggung masa kecilnya dengan menuliskan soundtrack dari anime Aoki Densetsu Shoot!. Memang, kalau saya dengar-dengar lagi lagunya, menarik semua kenangan saya ketika masih SD. Saat itu, Shoot! ditayangkan di TV7, dan saya kerap menyaksikannya selepas sholat maghrib dan ngaji.
Shoot! ketika itu bersanding dengan anime-anime bola yang rutin ditayangkan TV7, seperti Captain Tsubasa versi lawas (bukan versi remake yang muncul sekarang), serta Whistle!, yang menceritakan sosok Sho Kazamatsuri. Nah, pada 2016 silam, saya iseng-iseng menyaksikan anime ini lagi.
Tidak cuma anime, saya pun membaca semua komik Shoot! yang terbagi dalam empat bagian, mulai dari Shoot!, Shoot! Hot Challenge, Shoot! In Memory, dan Shoot! The Legend of New Age. Semua manga ini saling berhubungan, dan akhirnya menjadi satu kesatuan cerita yang apik.
Nah, jadi bagaimana sih, sebenarnya manga dan anime Shoot! itu? Sesuai dengan apa yang Zakky bilang dalam tulisannya, saya akan sedikit mengulasnya di sini.
***
Sebenarnya, cerita dari manga dan anime Shoot! ini berpusat pada tiga tokoh utama, yaitu Tanaka Toshihiko (Toshi), Hiramatsu Kazuhiro, dan Shiraishi Kenji. Ketiganya merupakan atlet sepak bola andal yang kebetulan bertemu di SMP Kakenishi, yang ingin masuk Kakegawa karena mengidolakan Yoshiharu Kubo.
Sisanya, cerita-cerita dalam manga dan anime Shoot! ini terbilang ringan untuk diikuti. Semua seputar masa pencarian jati diri semasa SMA, serta kisah romansa yang melibatkan Kazumi, Toshi, dan Kazuhiro. Lucu juga melihat gelagapannya Toshi di depan Kazumi, serta rasa suka dalam hati yang kadang keluar dari mulut malah berupa ejekan.
Untuk sisi sepak bolanya sendiri, alih-alih hadirnya tokoh-tokoh dewa dengan kemampuan epik, Shoot! justru minim akan hal tersebut. Memang, patut diakui Kubo digambarkan sebagai karakter seperti itu. Dalam laga semifinal kejuaraan musim panas lawan Kakekita, ia bahkan mampu melewati 11 pemain, sebelum akhirnya divonis meninggal dunia selepas laga.
Meninggalnya Kubo ini seolah jadi penegasan tentang konsep "tak ada manusia yang sempurna" di dalam manga dan anime ini. Kubo memang dewa, tetapi ia punya leukeumia yang pada akhirnya merenggut nyawanya.
Toshi, sebagai karakter utama jika digambarkan tidak sempurna amat. Terlepas dari 'Kiri Ajaib' serta kemampuan menyatukan tim yang ia punya, ia juga punya mental yang rapuh. Hal-hal macam inilah yang membuat manga dan anime Shoot! terasa lebih realistis, dibandingkan Tsubasa tentunya.
Shoot! ini sejatinya mirip-mirip dengan Whistle! dalam hal penggambaran karakter. Di Whistle! Sho Kazamatsuri sebagai tokoh utama tidak digambarkan laiknya dewa. Ia digambarkan semakin berkembang seiring pengalaman dan pertemuannya dengan karakter-karakter lain di dalam anime. Ia dibangun sedemikian rupa.
Begitu juga Shoot!. Toshi, Kazuhiro, dan Kenji berkembang seiring berjalannya cerita. Kamiya yang digambarkan sebagai sosok yang galak, selepas kepergian Kubo, perlahan mampu menurunkan egonya dan memimpin tim Kakegawa lewat kemampuan game making-nya yang menawan.
Hal yang sama juga terjadi dengan Shinichi Nitta, Yutaka Sasaki, dan karakter-karakter lain. Nitta yang awalnya penakut, jadi sosok yang kelak mampu mengembangkan perangkap offside. Sasaki yang awalnya cuma asal bawa bola, jadi mampu menyeimbangkan sayap Kakegawa yang lazimnya dominan dipegang Kazuhiro di sisi kanan.
Selain itu, hal yang menarik dari Shoot! ini adalah soal logika dalam sepak bola. Penjelasan soal taktik di dalam manga dan anime ini jadi sesuatu yang menarik. Memang, penjelasan taktiknya tidak sedalam anime dan manga Fantasista. Namun, setidaknya taktik inilah yang sejatinya menentukan menang atau kalah sebuah tim di dalam anime ini.
Contoh paling kentara adalah saat Kakegawa menghentikan taktik Flash Pass milik Fujita East. Dari situ, ayah Kazuhiro selaku penemu taktik ini, Hiramatsu Osamu, menyebut bahwa pada dasarnya "tidak ada taktik yang sempurna", atau merunut pada bahasa yang ia sampaikan: In any play, there's a weakness.
Akhirnya, Kazuhiro selaku anaknya sendiri, sukses menghentikan Flash Pass ini. Pertarungan taktik yang kerap terjadi ini pula yang menjadikan serial anime dan manga Shoot! jadi menarik.
Anime Shoot! ini sendiri memiliki total 58 episode. Namun, cerita dari anime itu terputus manakala Kakegawa berhasil menembus babak final kejuaraan musim dingin. Pertandingan melawan SMA Teiko tidak diceritakan di sini.
Untuk menikmati keseluruhan cerita dari Shoot!, ada baiknya kalian membaca manga-nya juga, mulai dari Shoot! In Memory (bercerita tentang pertemuan Toshi, Kazuhiro, dan Kenji di SMP Kakenishi, yang dimotori oleh guru mereka, Yumiko Ohara), lalu baru lanjut ke Shoot! (cerita Toshi, Kazuhiro, dan Kenji di awal-awal masuk Kakegawa hingga Kakegawa masuk kejurnas musim dingin).
Setelah itu lanjut baca Shoot! Hot Challenge (perjuangan Kakegawa di turnamen musim panas, momen saat Kubo meninggal dunia), baru ditutup dengan Shoot! The Legend of New Age (kehadiran SMA Kurihama yang juga memiliki bocah dengan 'Kiri Ajaib', asuhan pelatih Toshi, Kazuhiro, dan Kenji ketika SMP, Yumiko Ohara).
Intinya, selain menyuguhkan cerita menarik berbalut keluguan, kedegilan, dan romansa khas anak SMA, Shoot! juga akan membuatmu setidaknya memahami taktik dasar sepak bola. Anime ini seolah-olah membuat sepak bola, pada dasarnya, adalah logika yang sejatinya bisa dipahami. Tentunya, berbalut romansa-romansa khas anak SMA.